Total Tayangan Halaman

Rabu, 07 Maret 2012

Masa Yang Tertepis Asa


Saat hujan turun dan membasahi bumi yang sedang kering
Aroma tanah tercium harum begitu lembut
Deru angin terdengar mengerikan dengan iringan halilintar yang teratur
Kilatan cahaya putih tak kunjung berhenti menari diatas langit lembut
Tatapan cakrawala yang kelam seakan marah menatap masa yang terlupakan asa
Cahaya sendu mencoba menerobos kepedihan alam
Tapi sang ruang seakan menghalangi ketulusan sang cahaya
Mentari seakan enggan untuk bersinar kembali
Rembulan dan bintang pun ikut menghilang dibalik awan kelabu
Entah malu atau malas
Menatap makhluk penghuni bumi
Yang kotor dan penuh dengan kenistaan
Darah ini berdesir cepat saat sang alam mulai memperlihatkan kemarahaannya
Hanya ada satu kalimat yang mampu terbesit dibenakku
Masih pantaskah aku menghuni bumi ini
Masih pantaskah aku menginjak dan merasakan kebaikaanya
Sedangkan tak ada satu pun hal yang bisa kulakukan untuk memperbaikinya
Aku malu pada langit
Aku malu pada mentari dan rembulan
Dan aku pun malu pada sang waktu
Penyesalan yang tak berujung menyelimutiku dan menghantui setiap langkah ku
Mengisi benakku dengan penderitaan
Membuatku semakin merasa bersalah
Jutaan kosmik menertawakan kebodohanku
Dan aku pun semakin terseret kedalam rasa bersalah
Tuhan izinkan aku untuk memperbaiki ini semua
Meskipun tidak mungkin akan sesempurna seperti dulu
Tapi setidaknya aku pernah mencoba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar