Gaduh , ramai, membosankan,
dan lain sebagainya. Yah itulah asrama dan sekolahaan dimana semua suasana
berpadu menjadi satu gak peduli siapa yang menghadapi kapan pun akan berjalan
sama. Tapi untuk beberapa tokoh dalam cerita ini akan menjadi sesuatu hal yang sangat
menarik.
Matahari masih
sembunyi diufuk timur dan Kabut tebal menyelubungi sekitar asrama, dari
kejauhan nampak beberapa orang sedang berjalan mendekati gerbang asrama.
Rupanya itu penghuni asrama yang baru selesai melakukan jalan pagi.
“Hhhhhhhhh,,,,,,,,,,,,,”desah Rizu sambil memasukan tangannya
kedalam jaket.
“Kenapa ri?”Tanya Ginta
“Kayanya lo lagi bt banget ya?”Doni menebak.
“ya, gw emang bt, banget malah,”jawab Rizu
“emang knapa?”Doni bertanya lagi
“Pagi buta kaya gini gw dibangunin sama lampir peot itu Cuma
buat jalan pagi doang, mana kabutnya tebel gini lagi. Bt banget gw”jawab Rizu
ketus
“Apa salahnya sih ri? Bawa enjoy aja lagi”Hibur Ginta. Doni
menyikut perut Ginta sambil melotot.
“Hah..!? enjoy? Mana bisa don? Please deh......lo tau gak?,,, lo
itu salah satu orang paling aneh yang mau ngikutin peraturan asrama yang
menyebalkan ini dan anehnya lo salah satu sahabat gw.”kata Rizu sambil
tersenyum tipis.
“gw gak kaya gitu juga kali Ri,,kadang-kadang gw jg,,,,,,”
“ya gw tau…”potong Rizu
“gimana hubungan lo sama Zeen?”Tanya Doni
“maksud lo?”Rizu tak faham
“yaaa,,,, masih kaya dulu apa udah ada perubahan”jawab Doni
“Hah…? gw gak ngerti,,”
“langsung ja kali Don, lo udah jadian belum samaaaaaaa…..”
“Sama siapa?!”Tanya Rizu sambil melotot
“,,,,,,Zeen,,,,,,”jawab Doni dan Ginta bebarengan
Rizu menjitak kepala Doni dan Ginta”kalian ini kurang kerjaan
banget sih, pagi-pagi kaya gini udah ngebahas kaya gituan”
“hahahahahahaha,,,,,,ya udh kita sampe sini aja. Tar ketauan
sama lampir kan
berabe, daaaah….”pamit Doni sambil menepuk bahu Rizu.
“yo man,,,,”kata Rizu sambil senyum
Hiuk priuk asrama
sudah mulai sejak mentari terbit, Rizu berjalan dengan lemas menelusuri koridor
menuju kamar mandi, rambutnya tergerai tak beraturan, matanya masih terlihat
sangat ngantuk.
“Huwwaaaaaahhhh,,,,,,,”
DUK!!!!!,,,,,
Rizu bertabrakan
dengan seseorang.
“Aw,,,,,! Shit! ,,”keluh Rizu
“Ah,,,, sorry”
“Ana lain kali kalau jalan liat-liat donk.”
“Maaf Ri , aku gak sengaja……aku permisi dulu”pamit
Ana sambil berlalu dengan terburu-buru
“Huh,,, dasar ana-ana”cibir Rizu sambil melangkah kembali
Rizu Yuka, seorang
gadis tomboy yang sangat populer karena kegilaannya. Sudah banyak yang menjadi
korban kegilaannya, dia tidak pernah memandang siapa yang akan menjadi
korbannya, bahkan guru sekali pun tidak segan-segan di jahilinya.
“Nona Rizu!!!”panggil seseorang dari belakang
Rizu menoleh”hhhm,,,,,oh anda,”
“Temui saya jam 08:00 pagi, diruangan saya”perintah Mrs. Mousi
sambil pergi lagi
“Hhh Siapa peduli? baka 1,
aku tidak akan datang.” Gumam Rizu sambil memasuki kamar mandi.
Keesokan paginya,
tepat setelah jalan pagi. Rizu berjalan menelusuri koridor depam asrama Hakuba
putri sambil mendengarkan musik dari MP3nya dengan santai.
“RIZU YUKA!!”panggil Mrs Mousi, Rizu hanya menoleh”kenapa anda
kemarin tidak menemui saya?”Tanya Mrs Mousi, Rizu mengerutkan dahinya, “apa anda lupa atau pura-pura lupa?”
“saya tidak lupa, jam depalan kan?”
“ya, tapi kenapa anda tidak datang?”
“anda tidak bilang jam delapan kemarin kan?”
“a,, i,, itu, seharusnya anda mengerti, anda belajar bahasakan?!”
“untuk apa anda
inGin bertemu saya, bukankah setiap pagi anda selalu memperhatikan saya dari
balik jendela berdebu anda itu?”Rizu
balik bertanya
“untuk memproses semua
kelakuan anda yang sudah kelewat batas selama 1 tahun ini”jawab Mrs Mousi
“oh, gak-pen-ting, ngerti?”kata Rizu
“bicara apa anda?!,,, Tidak sopan, apa anda lupa siapa
saya?!”Tanya Mrs mousi kesaL
..............
..............
Rizu melirik jam tangannya”hmmmmm,,,, memangnya anda siapa?”
“saya, saya adalah ketua devisi asrama hakuba ini, jelas”jawab
Mrs Mousi
“oh, bye”kata Rizu sambil melangkah pergi
“tunggu!”cegah Mrs Mousi
Rizu menoleh”apa lagi?”
“apa anda tidak diajarkan tata krama?! Saya belum selesai bicara
den..”
“ah anda masih ingin bicara?”potong Rizu “hmmmm coba deh anda
lihat krikil dan dedaunan yang berserakan disana? Bicara saja sepuasnya dengan
mereka, karena saya rasa mereka akan menjadi pendengar yang baik buat
anda.”sambung Rizu pelan sambil pergi dengan senyuman merendahkan.
“KURANG AJAR!!,, Dengar Rizu, jika anda melanggar peraturan
lagi saya tidak akan segan-segan
mengeluarkan anda! Meskipun orang tua anda penyumbang terbesar disini! Camkan
itu baik-baik!!!”teriak Mrs mousi dengan lantang
“Bodo, setau saya miss, peraturan ada untuk dilanggar, jika
tidak mau ada yang melanggar jangan pernah sekali pun membuat peraturan. okay!”sahut
Rizu dari kejauhan.
Rizu berjalan
menaiki satu persatu anak tangga, padahal asramanya sudah terfasilitasi lift.
Tapi entah kenapa hari ini Rizu tidak ingin menggunakan lift untuk mencapai
kamarnya. Setelah sampai dilantai 3 Rizu langsung menelusuri koridor dan
melewati beberapa tikungan, hingga ahirnya
Rizu berhenti didepan pintu bernomor 01712 dan langsung menekan beberapa
digit nomor rahasia untuk membuka pintu itu. Terlalu canggih dan mewah untuk ukuran Asrama yang
berada jauh dari lingkungan penduduk dan keramaian kota . Rizu langsung memasuki kamar dan segera
mengganti pakaian dengan seragamnya. Saat dia sedang merapihkan rambutnya Rizu
melihat bayangan anak kecil diluar jendela, Rizu langsung memeriksa jendela
namun tidak ada siapapun diluar jendela. Bulu kuduk Rizu langsung meremang.
“Hhhh Cuma perasaan ku saja,”gumamnya mengusir rasa takut, saat
Rizu sedang bercermin Rizu melihat seorang anak kecil tersenyum kearahnya.
refleks Rizu langung menoleh”Siapa kau?!”namun anak itu sudah lenyap entah
kemana. Suasana dikamar Rizu semakin mencekam, Rizu langsung mengambil beberapa
peralatan sekolahnya dan langsung berangkat.
Sekolah tidak
terlalu jauh jaraknya dengan asrama, namun Rizu langsung berangkat dengan
terburu-buru, ditengah perjalanan cacing dalam perut Rizu meminta jatah
sarapan.
“Hhhhh cacing sialan tidak bisakah kalian menunggu hingga aku
sampai sekolah nanti?”Tanya Rizu pada perutnya sambil mengeluarkan sebungkus
roti keju kesukaannya, dan dia memakannya sambil berjalan. Mata Rizu menjelajah
kesetiap kanan kiri jalan, hingga matanya berhenti dan terfokus pada satu
pohon. anak itukan yang tadi pagi, kenapa
ada ditempat seperti ini? Tanya batin Rizu, dia langsung menghampiri anak
yang berada dibawah pohon dengan gugup. “H…hi,,,,”sapa Rizu
Anak itu menoleh wajahnya pucat seperti mayat tatapannya heran
saat Rizu menyapanya dan dibawah matanya terdapat lekukan hitam”Hi,,”suaranya
berat dan begitu parau seakan sudah lama tidak berbicara.”kau bisa melihat
ku?”Tanya anak itu, Rizu menangguk ragu”ada apa?”
“A,,a,,ah tidak”Rizu gugup”Apa yang sedang kau lakukan
disini?”Tanya Rizu
“tidak ada”jawabnya pendek sambil memandang kearah lain
“oh ya kamu siapa, aku tidak pernah melihat mu?”Tanya Rizu
Anak itu tersenyum”aku Nako”katanya sambil mengulurkan tangannya
Rizu menyambut tangan anak itu dengan hangat”aku Rizu Yuka”Rizu
sangat terkejut saat tangannya menyentuh tangan Nako yang dingin.
“Nama yang cantik”puji Nako
Rizu melepaskan jabatannya dan tersenyum gugup“ah iya Makasih”
“kau gugup?”Tanya Nako
“tidak,”jawab Rizu pendek
“bagaimana kau bisa melihatku?”
“mataku masih normal,, seharusnya aku yang bertanya , bagiamana caranya kau
bisa berada dikamarku tadi pagi”
Nako tersenyum dingin,”selama limaratus tahun terakhir ini kali pertamanya
aku bisa terlihat dan bersentuhan kembali dengan manusia”
“maksudmu? Kamu....?”
Nako tersenyum
datar, matanya memandang kearah lain” mereka
teman-teman mu kan?”Tanya Nako dingin sambil menunjuk kearah Doni dan Ginta.
Mata Rizu mengikuti arah tangan Nako.”hmmm,,, dari mana kau tau
mere…”
“pergilah”potong Nako sambil mendorong tangan Rizu, Rizu menatap
heran Nako.”ada yang salah?”
Rizu menggeleng”ok, aku pergi dulu”pamitnya
Rizu melangkah
dengan ragu-ragu dan dia menoleh kembali kearah Nako dan menatapnya heran. Nako
tersenyum dingin Rizu membalas dengan hangat, tiba-tiba Rizu dikejutkan oleh
kedua sahabatnya.
“Woy!!!!,,,, ni anak pagi-pagi gini malah cengo dibawah pohon mana senyum-senyum sendiri lagi, lo kenapa? wah
jangan-jangan lo kesambet setan ya?..”tegur Doni
“sialan lo berdua bikin jantung gw mau lompat aja,,,,”kata rizu
dengan terkejutnya,
“hahahhaa,,,,,,, oh iya mana ada setan
yang mau ngedeketin lo, yang ada malah setannya yang ketakutan,,,,,,,,,hahahahaha”Doni
terbahak-bahak dengan puasnya.
“hahahah bukan, tapi gila mikirin Zeen terus hahahahah”sambung Ginta
“wah, sialan lo berdua…”
“udah,,, ayo tar kesiangan lagi.”Ginta menengahi.
Doni dan Ginta
berjalan didepan, dan Rizu dibelakang mereka. Rizu masih penasaran dengan anak
itu dia pun berhenti dan menoleh kembali namun Nako sudah tidak ada, kemana anak itu? Tanya batin Rizu heran.
“Rizuuuu,,,,”panggil Doni dan Ginta bersamaan.
“a..iya..”
Tanpa Rizu sadari
ditangan kanannya terdapat sebuah tanda seperti tato yang berlambangkan petir.
Saat didepan sekolah
tiba-tiba langkah Rizu berhenti matanya terpaku pada sebuah mobil yang
terpalkir dihalaman sekolah, shit! Ngapain
sih pake acara kesini segala, gumam batin Rizu kesal.
“kenapa ri?”Tanya Doni heran
“kalian duluan saja, gw ada sedikit urusan”
“ok, dah”
Rizu berjalan
dengan raut muka kesal. Dan menghampiri seseorang yang berada disamping mobil.
“Dad, , ,?!”panggil Rizu memastikan ayahnya
“hey sayang, apa kabar?”sahut ayahnya
“baik, ngapain sih pake acara kesini segala?”Tanya Rizu kesal
“Dad hanya ingin memastikan kamu baik-baik aja dan bertingkah
seperti anak perempuan. Itu saja, Dad juga kangen sama kelinci kecil dad
”jawabnya
“Hhhhhh, I’m ok dad. please be gone after see me.”kata Rizu ketus
sambil memalingkan wajahnya. sorry dad,
sebenarnya juga aku kangen.
“kamu marah dad ngejenguk kamu?”tanya sang ayah, tapi Rizu hanya terdiam
tidak menjawab.
Ayah Rizu menatap
sedih putrinya karna kehadiranya tidak di inginkan, dari kejauhan terlihat seseorang
berlari menghampiri Rizu dan ayahnya.
“pagi Om. ”sapa Zeen
“eh Zeen pagi,”
“Pagi Rizu,,,,”
“Bbbrrrrr,,,,,,,,,”Rizu sambil pergi
“ada apa dengannya om?”Tanya Zeen heran
“entahlah tapi sepertinya dia tidak suka om menjenguknya”jawab
ayah Rizu tak pasti.
Zeen tersenyum”jangan berkecil hati om, Rizu akhir-akhir ini
sibuk jadi mungkin moodnya sedang
kurang baik”
“yah om mengerti,, maaf zeen om tidak bisa lama-lama
disini”pamit ayah Rizu
“ya saya mengerti,”
“tolong jaga Rizu, untuk beberapa bulan kedepan om akan berada
di Kanada.”
Zeen mengangguk
paham dan ayah Rizu pun pergi dengan mobilnya. Bel berdering dengan nyaringnya,
semua siswa berhambur memasuki kelas, namun Rizu masih santai berada dibawah
pohon sakura sambil memandang langit.
Sorry dad, hhhhh…… jangan terluka
karna ucapan ku, hanya saja untuk saat ini aku tidak ingin bertemu denganmu. Batin Rizu, saat Rizu tersadar dari lamunannya semua siswa
telah memasuki ruangannya. Rizu pun segera berlari menuju kelasnya. Sesampainya
dikelas ternyata guru sudah datang bersama seseorang. Rizu masuk tanpa
meperdulikan guru.
“Nona Rizu,”panggil Mr Matsura
“ah iya sorry, pagi”
“kenapa anda telat?”
“sebenarnya tadi saya ada sedikit urusan, jadi maaf”
“anda saya hukum, tulis esay tentang Global Warming dan kump………”
“ssst,,,,,,,,,,,tak perlu diteruskan.”kata Rizu sambil membuka
tasnya dan mengambil beberapa helai kertas dan menyerahkannya kepada Mr
matsura”ini, esaynya sudah selesai.”sambungnya sambil berjalan menuju
bangkunya.
Mr matsura
menghela nafas, selama ini belum pernah
ada satu guru pun yang mampu menghukum Rizu lebih dari satu menit, batin Mr
Matsura dan Mr Matsura pun mempersilahkan murid yang bersamanya duduk di salah
satu bangku yang kosong dan anak itu memilih kursi disamping Rizu.
“baik, silahkan buka halaman 127 bab Geometri”Mr Matsura pun
mulai menjelaskan pelajaran, tapi Rizu tidak memperhatikan sedikit pun.
Kursinya tepat berada disamping jendela dan matanya tertuju kearah luar
pikirannya terpusat pada ayahnya. Tanpa Rizu sadari anak yang duduk dudekatnya
menatap Rizu, sampai bel isturahat berbunyi Rizu masih memandang keluar
jendela, hingga dia tersadar saat seseorang menegurnya.
......
(CONT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar