Total Tayangan Halaman

Sabtu, 17 Desember 2011

‘SWORD OF THE LIGHT’ Part 1


Gaduh , ramai, membosankan, dan lain sebagainya. Yah itulah asrama dan sekolahaan dimana semua suasana berpadu menjadi satu gak peduli siapa yang menghadapi kapan pun akan berjalan sama. Tapi untuk beberapa tokoh dalam cerita ini akan menjadi sesuatu hal yang sangat menarik.
         Matahari masih sembunyi diufuk timur dan Kabut tebal menyelubungi sekitar asrama, dari kejauhan nampak beberapa orang sedang berjalan mendekati gerbang asrama. Rupanya itu penghuni asrama yang baru selesai melakukan jalan pagi.
“Hhhhhhhhh,,,,,,,,,,,,,”desah Rizu sambil memasukan tangannya kedalam jaket.
“Kenapa ri?”Tanya Ginta
“Kayanya lo lagi bt banget ya?”Doni menebak.
“ya, gw emang bt, banget malah,”jawab Rizu
“emang knapa?”Doni bertanya lagi
“Pagi buta kaya gini gw dibangunin sama lampir peot itu Cuma buat jalan pagi doang, mana kabutnya tebel gini lagi. Bt banget gw”jawab Rizu ketus
“Apa salahnya sih ri? Bawa enjoy aja lagi”Hibur Ginta. Doni menyikut perut Ginta sambil melotot.
“Hah..!? enjoy? Mana bisa don? Please deh......lo tau gak?,,, lo itu salah satu orang paling aneh yang mau ngikutin peraturan asrama yang menyebalkan ini dan anehnya lo salah satu sahabat gw.”kata Rizu sambil tersenyum tipis.
“gw gak kaya gitu juga kali Ri,,kadang-kadang gw jg,,,,,,”
“ya gw tau…”potong Rizu
“gimana hubungan lo sama Zeen?”Tanya Doni
“maksud lo?”Rizu tak faham
“yaaa,,,, masih kaya dulu apa udah ada perubahan”jawab Doni
“Hah…? gw gak ngerti,,”
“langsung ja kali Don, lo udah jadian belum samaaaaaaa…..”
“Sama siapa?!”Tanya Rizu sambil melotot
“,,,,,,Zeen,,,,,,”jawab Doni dan Ginta bebarengan
Rizu menjitak kepala Doni dan Ginta”kalian ini kurang kerjaan banget sih, pagi-pagi kaya gini udah ngebahas kaya gituan”
“hahahahahahaha,,,,,,ya udh kita sampe sini aja. Tar ketauan sama lampir kan berabe, daaaah….”pamit Doni sambil menepuk bahu Rizu.
“yo man,,,,”kata Rizu sambil senyum
         Hiuk priuk asrama sudah mulai sejak mentari terbit, Rizu berjalan dengan lemas menelusuri koridor menuju kamar mandi, rambutnya tergerai tak beraturan, matanya masih terlihat sangat ngantuk.
“Huwwaaaaaahhhh,,,,,,,”
DUK!!!!!,,,,,
         Rizu bertabrakan dengan seseorang.
“Aw,,,,,! Shit! ,,”keluh Rizu
“Ah,,,, sorry”
“Ana lain kali kalau jalan liat-liat donk.”
Maaf Ri, aku gak sengaja……aku permisi dulu”pamit Ana sambil berlalu dengan terburu-buru
“Huh,,, dasar ana-ana”cibir Rizu sambil melangkah kembali
         Rizu Yuka, seorang gadis tomboy yang sangat populer karena kegilaannya. Sudah banyak yang menjadi korban kegilaannya, dia tidak pernah memandang siapa yang akan menjadi korbannya, bahkan guru sekali pun tidak segan-segan di jahilinya.
“Nona Rizu!!!”panggil seseorang dari belakang
Rizu menoleh”hhhm,,,,,oh anda,”
“Temui saya jam 08:00 pagi, diruangan saya”perintah Mrs. Mousi sambil pergi lagi
“Hhh Siapa peduli? baka 1, aku tidak akan datang.” Gumam Rizu sambil memasuki kamar mandi.
         Keesokan paginya, tepat setelah jalan pagi. Rizu berjalan menelusuri koridor depam asrama Hakuba putri sambil mendengarkan musik dari MP3nya dengan santai.
“RIZU YUKA!!”panggil Mrs Mousi, Rizu hanya menoleh”kenapa anda kemarin tidak menemui saya?”Tanya Mrs Mousi, Rizu mengerutkan dahinya, “apa anda lupa atau pura-pura lupa?”
“saya tidak lupa, jam depalan kan?”
“ya, tapi kenapa anda tidak datang?”
“anda tidak bilang jam delapan kemarin kan?”
“a,, i,, itu, seharusnya anda mengerti, anda belajar bahasakan?!”
“untuk apa anda inGin bertemu saya, bukankah setiap pagi anda selalu memperhatikan saya dari balik jendela berdebu anda itu?”Rizu balik bertanya
 “untuk memproses semua kelakuan anda yang sudah kelewat batas selama 1 tahun ini”jawab Mrs Mousi
“oh, gak-pen-ting, ngerti?”kata Rizu
“bicara apa anda?!,,, Tidak sopan, apa anda lupa siapa saya?!”Tanya Mrs mousi kesaL
..............

Rizu melirik jam tangannya”hmmmmm,,,, memangnya anda siapa?”

“saya, saya adalah ketua devisi asrama hakuba ini, jelas”jawab Mrs Mousi
“oh, bye”kata Rizu sambil melangkah pergi
“tunggu!”cegah Mrs Mousi
Rizu menoleh”apa lagi?”
“apa anda tidak diajarkan tata krama?! Saya belum selesai bicara den..”
“ah anda masih ingin bicara?”potong Rizu “hmmmm coba deh anda lihat krikil dan dedaunan yang berserakan disana? Bicara saja sepuasnya dengan mereka, karena saya rasa mereka akan menjadi pendengar yang baik buat anda.”sambung Rizu pelan sambil pergi dengan senyuman merendahkan.
“KURANG AJAR!!,, Dengar Rizu, jika anda melanggar peraturan lagi saya    tidak akan segan-segan mengeluarkan anda! Meskipun orang tua anda penyumbang terbesar disini! Camkan itu baik-baik!!!”teriak Mrs mousi dengan lantang
“Bodo, setau saya miss, peraturan ada untuk dilanggar, jika tidak mau ada yang melanggar jangan pernah sekali pun membuat peraturan. okay!”sahut Rizu dari kejauhan.
         Rizu berjalan menaiki satu persatu anak tangga, padahal asramanya sudah terfasilitasi lift. Tapi entah kenapa hari ini Rizu tidak ingin menggunakan lift untuk mencapai kamarnya. Setelah sampai dilantai 3 Rizu langsung menelusuri koridor dan melewati beberapa tikungan, hingga ahirnya  Rizu berhenti didepan pintu bernomor 01712 dan langsung menekan beberapa digit nomor rahasia untuk membuka pintu itu. Terlalu  canggih dan mewah untuk ukuran Asrama yang berada jauh dari lingkungan penduduk dan keramaian kota. Rizu langsung memasuki kamar dan segera mengganti pakaian dengan seragamnya. Saat dia sedang merapihkan rambutnya Rizu melihat bayangan anak kecil diluar jendela, Rizu langsung memeriksa jendela namun tidak ada siapapun diluar jendela. Bulu kuduk Rizu langsung meremang.
“Hhhh Cuma perasaan ku saja,”gumamnya mengusir rasa takut, saat Rizu sedang bercermin Rizu melihat seorang anak kecil tersenyum kearahnya. refleks Rizu langung menoleh”Siapa kau?!”namun anak itu sudah lenyap entah kemana. Suasana dikamar Rizu semakin mencekam, Rizu langsung mengambil beberapa peralatan sekolahnya dan langsung berangkat.
         Sekolah tidak terlalu jauh jaraknya dengan asrama, namun Rizu langsung berangkat dengan terburu-buru, ditengah perjalanan cacing dalam perut Rizu meminta jatah sarapan.
“Hhhhh cacing sialan tidak bisakah kalian menunggu hingga aku sampai sekolah nanti?”Tanya Rizu pada perutnya sambil mengeluarkan sebungkus roti keju kesukaannya, dan dia memakannya sambil berjalan. Mata Rizu menjelajah kesetiap kanan kiri jalan, hingga matanya berhenti dan terfokus pada satu pohon. anak itukan yang tadi pagi, kenapa ada ditempat seperti ini? Tanya batin Rizu, dia langsung menghampiri anak yang berada dibawah pohon dengan gugup. “H…hi,,,,”sapa Rizu
Anak itu menoleh wajahnya pucat seperti mayat tatapannya heran saat Rizu menyapanya dan dibawah matanya terdapat lekukan hitam”Hi,,”suaranya berat dan begitu parau seakan sudah lama tidak berbicara.”kau bisa melihat ku?”Tanya anak itu, Rizu menangguk ragu”ada apa?”
“A,,a,,ah tidak”Rizu gugup”Apa yang sedang kau lakukan disini?”Tanya Rizu
“tidak ada”jawabnya pendek sambil memandang kearah lain
“oh ya kamu siapa, aku tidak pernah melihat mu?”Tanya Rizu
Anak itu tersenyum”aku Nako”katanya sambil mengulurkan tangannya
Rizu menyambut tangan anak itu dengan hangat”aku Rizu Yuka”Rizu sangat terkejut saat tangannya menyentuh tangan Nako yang dingin.
“Nama yang cantik”puji Nako
Rizu melepaskan jabatannya dan tersenyum gugup“ah iya Makasih”
“kau gugup?”Tanya Nako
“tidak,”jawab Rizu pendek
“bagaimana kau bisa melihatku?”
“mataku masih normal,, seharusnya aku yang bertanya , bagiamana caranya kau bisa berada dikamarku tadi pagi”
Nako tersenyum dingin,”selama limaratus tahun terakhir ini kali pertamanya aku bisa terlihat dan bersentuhan kembali dengan manusia”
“maksudmu? Kamu....?”
Nako tersenyum datar, matanya memandang kearah lain” mereka teman-teman mu kan?”Tanya Nako dingin sambil menunjuk kearah Doni dan Ginta.
Mata Rizu mengikuti arah tangan Nako.”hmmm,,, dari mana kau tau mere…”
“pergilah”potong Nako sambil mendorong tangan Rizu, Rizu menatap heran Nako.”ada yang salah?”
Rizu menggeleng”ok, aku pergi dulu”pamitnya
         Rizu melangkah dengan ragu-ragu dan dia menoleh kembali kearah Nako dan menatapnya heran. Nako tersenyum dingin Rizu membalas dengan hangat, tiba-tiba Rizu dikejutkan oleh kedua sahabatnya.
“Woy!!!!,,,, ni anak pagi-pagi gini malah cengo dibawah pohon mana senyum-senyum sendiri lagi, lo kenapa? wah jangan-jangan lo kesambet setan ya?..”tegur Doni
“sialan lo berdua bikin jantung gw mau lompat aja,,,,”kata rizu dengan terkejutnya,
“hahahhaa,,,,,,, oh iya mana ada setan yang mau ngedeketin lo, yang ada malah setannya yang ketakutan,,,,,,,,,hahahahaha”Doni terbahak-bahak dengan puasnya.
“hahahah bukan, tapi gila mikirin Zeen terus hahahahah”sambung Ginta
wah, sialan lo berdua…”
“udah,,, ayo tar kesiangan lagi.”Ginta menengahi.
         Doni dan Ginta berjalan didepan, dan Rizu dibelakang mereka. Rizu masih penasaran dengan anak itu dia pun berhenti dan menoleh kembali namun Nako sudah tidak ada, kemana anak itu? Tanya batin Rizu heran.
“Rizuuuu,,,,”panggil Doni dan Ginta bersamaan.
“a..iya..”
         Tanpa Rizu sadari ditangan kanannya terdapat sebuah tanda seperti tato yang berlambangkan petir.
         Saat didepan sekolah tiba-tiba langkah Rizu berhenti matanya terpaku pada sebuah mobil yang terpalkir dihalaman sekolah, shit! Ngapain sih pake acara kesini segala, gumam batin Rizu kesal.
“kenapa ri?”Tanya Doni heran
“kalian duluan saja, gw ada sedikit urusan”
“ok, dah”
         Rizu berjalan dengan raut muka kesal. Dan menghampiri seseorang yang berada disamping mobil.
“Dad, , ,?!”panggil Rizu memastikan ayahnya
“hey sayang, apa kabar?”sahut ayahnya
“baik, ngapain sih pake acara kesini segala?”Tanya Rizu kesal
“Dad hanya ingin memastikan kamu baik-baik aja dan bertingkah seperti anak perempuan. Itu saja, Dad juga kangen sama kelinci kecil dad ”jawabnya
“Hhhhhh, I’m ok dad. please be gone after see me.”kata Rizu ketus sambil memalingkan wajahnya. sorry dad, sebenarnya juga aku kangen.
“kamu marah dad ngejenguk kamu?”tanya sang ayah, tapi Rizu hanya terdiam tidak menjawab.
         Ayah Rizu menatap sedih putrinya karna kehadiranya tidak di inginkan, dari kejauhan terlihat seseorang berlari menghampiri Rizu dan ayahnya.
“pagi Om.”sapa Zeen
“eh Zeen pagi,”
“Pagi Rizu,,,,”
“Bbbrrrrr,,,,,,,,,”Rizu sambil pergi
“ada apa dengannya om?”Tanya Zeen heran
“entahlah tapi sepertinya dia tidak suka om menjenguknya”jawab ayah Rizu tak pasti.
Zeen tersenyum”jangan berkecil hati om, Rizu akhir-akhir ini sibuk jadi mungkin moodnya sedang kurang baik”
“yah om mengerti,, maaf zeen om tidak bisa lama-lama disini”pamit ayah Rizu
“ya saya mengerti,”
“tolong jaga Rizu, untuk beberapa bulan kedepan om akan berada di Kanada.”
         Zeen mengangguk paham dan ayah Rizu pun pergi dengan mobilnya. Bel berdering dengan nyaringnya, semua siswa berhambur memasuki kelas, namun Rizu masih santai berada dibawah pohon sakura sambil memandang langit.
Sorry dad, hhhhh…… jangan terluka karna ucapan ku, hanya saja untuk saat ini aku tidak ingin bertemu denganmu. Batin Rizu, saat Rizu tersadar dari lamunannya semua siswa telah memasuki ruangannya. Rizu pun segera berlari menuju kelasnya. Sesampainya dikelas ternyata guru sudah datang bersama seseorang. Rizu masuk tanpa meperdulikan guru.
“Nona Rizu,”panggil Mr Matsura
“ah iya sorry, pagi”
“kenapa anda telat?”
“sebenarnya tadi saya ada sedikit urusan, jadi maaf”
“anda saya hukum, tulis esay tentang Global Warming dan kump………”
“ssst,,,,,,,,,,,tak perlu diteruskan.”kata Rizu sambil membuka tasnya dan mengambil beberapa helai kertas dan menyerahkannya kepada Mr matsura”ini, esaynya sudah selesai.”sambungnya sambil berjalan menuju bangkunya.
         Mr matsura menghela nafas, selama ini belum pernah ada satu guru pun yang mampu menghukum Rizu lebih dari satu menit, batin Mr Matsura dan Mr Matsura pun mempersilahkan murid yang bersamanya duduk di salah satu bangku yang kosong dan anak itu memilih kursi disamping Rizu.
“baik, silahkan buka halaman 127 bab Geometri”Mr Matsura pun mulai menjelaskan pelajaran, tapi Rizu tidak memperhatikan sedikit pun. Kursinya tepat berada disamping jendela dan matanya tertuju kearah luar pikirannya terpusat pada ayahnya. Tanpa Rizu sadari anak yang duduk dudekatnya menatap Rizu, sampai bel isturahat berbunyi Rizu masih memandang keluar jendela, hingga dia tersadar saat seseorang menegurnya.
......
(CONT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar